Senin, 22 September 2014

Danau Ranu Grati

    Danau Ranu Grati adalah danau air tawar yang terletak di tepian tiga desa yaitu Desa Ranu Klindungan, Sumber Dawesari dan Kalipang yang bertempat di kecamatan Grati, kabupaten Pasuruan, provinsi Jawa Timur. Ranu Grati termasuk jenis Danau Maar, yakni  Danau Vulkanik, akibat letusan gunung berapi dengan ciri dasarnya sangat dalam dan berbentuk corong.
   Dengan panorama yang lumayan elok dan air yang tenang, Ranu Grati cocok bagi pencinta wisata air. Bisa naik Boat keliling danau atau mengayuh sepeda air. Namun, pengunjung tidak boleh melewati batas perairan yang telah ditentukan oleh pengelola.
        Selain itu, tempat ini sangat cocok bagi para pemancing. Bila sedang beruntung, dengan umpan hanya berupa lumut sungai, bisa mendapatkan ikan Nila, Mujair kadang  Patin. Selain itu, ada ikan khas Ranu Grati, masyarakat umum menyebutnya Ikan Lempuk. Ikannya kecil-kecil. Tak lebih besar dari Ikan Teri. Untuk mendapatkannya harus di jala. 

Legenda Ranu Grati
    Menurut hikayat penduduk setempat, Desa Ranuklindungan, bekas Kademangan Klindungan, dulu makmur berkat kesuburan alamnya. Seorang yang sakti dan arif, Begawan Nyampo, pernah hidup di sana. Suatu hari, ia didatangi Endang Sukarni dari Keraton Mataram.
         Begawan memberikan sebilah pisau dengan pantangan tidak boleh ditaruh di pangkuan. Endang teledor, tak berapa lama ia pun hamil. Penduduk menjadi heboh saat Endang melahirkan Baru Klinthing yang badannya dipenuhi sisik dan berekor menyerupai ular. Baru Klinthing akan diasingkan, kecuali sang anak mampu melewati dua ujian.
     Ternyata Klinthing sanggup melewati kedua ujian itu, yakni mengambil air dengan menggunakan keranjang bambu yang berlubang besar-besar. Ia juga berjaya mengalahkan buaya putih, yang tak lain adalah putra Raden Dodo Putih, adik Begawan Nyampo.
Klinthing tewas dibantai penduduk ketika bertapa. Tubuhnya dicacah menjadi 40 potongan dan dijadikan santapan. Tempat pembantaian itu kini bernama Desa Mblereh. Tempat pembersihan sisik (kresek) sekarang dinamai Desa Kresek. Tempat pemotongan tubuhnya kini jadi Desa Petangpuluh. Sedangkan tempat pembakaran daging Klinthing (tunu) diberi nama Desa Grati Tunon.
      Endang Sukarni menyesal seumur hidup. Tanpa henti ia mencari sang putra. Namun Endang malah dicerca penduduk. Endang menantang penduduk dengan menancapkan sebatang lidi ke tanah. Apabila lidi dapat dicabut, Endang yang mati. Karena seluruh penduduk gagal, Endang sendiri yang mencabutnya. Seketika itu pula, menyemburlah air dengan deras yang menenggelamkan seluruh penduduk desa. Penduduk tidak ada yang selamat. Semburan air itulah yang membentuk Danau Ranu Grati.


0 komentar:

Posting Komentar